Apa arti Anti-Forensic dalam Forensika Digital.??

Anti Forensic: Src, SlideShare
Didalam ilmu pengetahuan terdapat berbagai macam teori dan juga beberapa sanggahan yang muncul mengikuti berkembangnya ilmu pengetahuan itu sendiri dan hal tersebut tidak terkecuali dalam kasus didalam ilmu digital forensik. 



Pada dasarnya, digital forensik lahir bertujuan untuk menganalisa hasil dari temuan-temuan barang bukti digital yang menyeluruh pada suatu perangkat digital yang bertujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang telah terjadi dengan mengolah data temuan dari barang bukti terkait. 

Tetapi setiap ada penawar pasti disitu juga akan usaha-usaha untuk menghalangi penawar itu bekerja, Di dalam dunia digital forensik itu dikenal denga Anti-Forensik yang tentunya ilmu ini adalah  bagian yang bersebalikan dari ilmu digital forensik itu sendiri. 

Apa itu Anti-Forensik?

Anti-Forensik
  • Rogers (2006), seorang praktisi pendidik forensik digital dan peneliti, mendefinisikan anti-forensik (AF) sebagai "upaya untuk mempengaruhi secara negatif keberadaan, jumlah, dan / atau kualitas bukti dari TKP, atau membuat pemeriksaan bukti sulit atau tidak mungkin untuk dilakukan."
  • Liu dan Brown (2006), mendefinisakan anti-forensik sebagai berikiu "penerapan metode ilmiah ke media digital untuk menggugurkan informasi faktual atau valid untuk peninjauan yudisial atau didalam persidangan."


Banyak dari diskusi seperti artikel, konferensi, dan blog yang membahas tentang metode dan alat dalam aktivitas metode anti-forensik ini. Rogers (2006) mengemukakan bahwa ada empat kategori dasar anti-forensik.

Data Hiding (Penyembunyian Data)
Dalam kategori data hiding, beberapa cara dapat dilakukan untuk menyembunyikan suatu data contoh salah satunya adalah menggunakan teknik steganografi. Segala bentuk informasi digital dapat disimpan didalam banyak file operator termasuk file gambar, audio, video, dan yang lainnya yang dapat dieksekusi. Alat steganografi ini sudah ada setidaknya sejak pertengahan tahun 1990-an.

Artefact Wiping
Artefact wiping memungkinkan menghancurkan file data menggunakan beberapa penimpaan yang membuat pengambilan atau recovery data menjadi tidak mudah atau harus melewati tahapan-tahapan ekstra untuk mengangkat suatu file yang sudah terhapus. Tools artefact wiping sendiri sekarang sudah banyak tersedia seperti BC Wipe, Eraser, PGP Wipe Destroy yang menggunakan sistem atau logika dengan cara menghapus dan menimpa file secara berkali-kali.

Trail Obfuscation
Trail obfuscation telah menjadi masalah sejak tahun 1970-an dengan spoofing logon yang diikuti pada tahun 1980-an dengan alamat IP dan Medium Access Control (MAC) spoofing. Denial-of-service (DoS) dan penyebaran serangan DoS - tersebar luas sejak tahun 1996 tergantung pada spoofing alamat IP yang sukses dan telah membuat gangguan jaringan lebih sulit untuk diselidiki. Kategori ini sendiri menggunakan cara penyamaran jejak dengan menggunakan jejak palsu.

Attacks Against Computer Forensics Tools
Kategori jenis ini adalah kategori jenis terbaru yang berpotensi paling mengancam dalam pelaksanaan anti-forensik.  Skema yang digunakan dalam kategori ini adalah dengan menyerang atau membuat barang bukti diperdebatkan dengan mempertanyakan efektivitas tools atau software yang digunakan sehingga diharapkan reliability atau keprcayaan terhadap barang bukti digital diragukan atau dipertanyakan dan hal ini akan menyebabkan barang bukti tidak berharga lagi dimuka peradilan.


Dalam paper lain yang ditulis oleh Gurpal Singh Chhabra dari Thapar University (2014) dengan judul “Anti-Forensics Techniques: An Analytical Review” memberikan hasil yang mengejutkan dalam penerapan teknik anti-forensik dalam kesimpulan yang dikutip adalah sebagai berikut :

Teknik counter-forensik dari anti-forensik berhasil dilaksanakan, tetapi hasil analisis forensik bervariasi untuk masing-masing kasus yang telah dibuat. Alat forensik yang digunakan tidak dapat memulihkan file dihapus menggunakan alat menyeka artefak dan itu juga menunjukkan hasil secara acak untuk timestamp.

Ini adalah analisis nilai yang tidak bisa diandalkan. Juga tidak ada langkah standar untuk mencegah serangan pada alat forensik.









Reference :

Kessler, G.C. (2007, December). Anti-forensics and the digital investigator. In C. Valli & A. Woodward (Ed.), Proceedings of the 5th Australian Digital Forensics Conference. Mt. Lawley, Western Australia: Edith Cowan University.

Chhabra, G.S. (2014, August). Anti-Forensics Techniques: An Analytical Review. Thapar University.






















Comments

Popular posts from this blog

About Me